El Niño Southern Oscillation (ENSO)

Dipole Mode Indeks (DMI)

Dinamika Atmosfer

SOI : +2.7 (tidak signifikan < +7) —> *nilai ini mengindikasikan adanya pergerakan massa udara dari Samudera Pasifik Barat ke Samudera Pasifik Timur dan tidak berdampak signifikan terhadap aktivitas pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

Indeks NINO3.4 : -0.53 (normal ±0.5) —>  yang menunjukkan suplai uap air dari Samudera Pasifik Tengah ke Samudera Pasifik Timur tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia.

DMI : -0.93 (normal ±0.4) —> dimana kondisi ini mengindikasikan adanya pergerakan uap air dari wilayah Samudra Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat tidak berpengaruh terhadap pembentukan awan di wilayah Indonesia bagian barat.

MJO : Fase 5 (Maritime Continent) : —>  kurang berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

Gel. Atmosfer :
Kelvin -> NIL.
Rossby Ekuatorial -> NIL.

Indeks Surge : +14.0 (normal < +10) —> Aliran massa udara dingin signifikan namun tidak berpengaruh terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia.
 
Belokan angin dan konvergensi -> Daerah potensi pertumbuhan awan hujan di Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Maluku, Laut Jawa, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat.

SST anomali : +0.5 s/d +2.5 °C —> Potensi penguapan (penambahan massa uap air) di Samudra Hindia barat Sumatera, Selat. Sunda, Laut Jawa, Laut Sulawesi, Laut Maluku, Laut Seram, Laut Halmahera, dan Teluk. Cendrawasih.

FENOMENA GELOMBANG ATMOSFER

POLA ANGIN

Berdasarkan analisa angin 3000 ft pada jam 00 UTC, Adanya pola perlambatan angin di atas wil. Lampung hal ini dapat memicu pertumbuhan awan-awan konvektif pada siang, sore hingga malam hari. Pembentukan awan-awan ini dapat terfokus terutama di wilayah Lampung bag. Timur dan Utara.

POLA TEKANAN UDARA

KELEMBABAN UDARA

Kelembaban udara di lapisan 850mb, 700mb terpantau signifikan basah (>80%). Kelembapan udara yang tinggi ini dapat memicu pembentukan awan-awan hujan di wilayah Lampung bagian Utara. 

SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL)

SST anomali bernilai hangat (+0.5 s/d +1.5°C) di wilayah Selat Sunda, Laut Jawa dan Samudra Hindia barat daya Lampung sehingga berpotensi terjadi penguapan (penambahan massa uap air), yang menjadi bahan utama pembentukan awan-awan konvektif.

DAERAH KONVERGENSI, KONFLUEN, BELOKAN ANGIN

LABILITAS UDARA

ANALISIS CITRA SATELIT CUACA

Analisa citra satelit menunjukkan pembentukan awan di di wilayah Tulang Bawang terjadi pada pukul 16.00 WIB dan terus berkembang hingga 17.10 WIB.

ANALISIS CITRA RADAR CUACA

Analisa citra radar menunjukkan pembentukan awan di wilayah Kec. Banjar Margo terjadi pada pukul 16.00 WIB dan terus berkembang hingga pukul 17.00 WIB, setelah itu nilai dBZ berangsur menurun. Nilai dBZ tertinggi sebesar 51.5 pada pukul 16.48 WIB.