BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
Jl.Angkasa I No.2 Kemayoran, Jakarta 10720, Telp: (021) 4246321, fax: (021) 4246703
PO. BOX 3540 JKT, Website : http://www.bmkg.go.id, Email : info@bmkg.go.id

ANALISIS CUACA PADA KEJADIAN PUTING BELIUNG
DI JAWA BARAT , KABUPATEN BANDUNG , KERTASARI , TARUMAJAYA
TANGGAL 24 FEBRUARI 2024


I. INFORMASI KEJADIAN
LOKASI
Jawa Barat , Kabupaten Bandung , Kertasari , Tarumajaya
TANGGAL 24 Februari 2024 14:02 WIB
DAMPAK Bangunan Rusak
Angin puting beliung, kembali menghantam kawasan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tepatnya di Kampung Citawa, Desa Tarumjaya, Kecamatan Kertasari, Sabtu (24/7). Humas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar Hadi Rahmat mengatakan, kejadian bencana angin puting beliung itu, terjadi pada pukul 16.30 WIB. "Telah terjadi Kejadian Bencana Angin Puting Beliung di Kabupaten Bandung, pada pukul 14.02 WIB," kata Hadi, saat dihubungi, Sabtu (24/7). Baca artikel CNN Indonesia "Puting Beliung Kembali Terjang Kabupaten Bandung, 16 Rumah Terdampak" selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20240224181256-20-1066880/puting-beliung-kembali-terjang-kabupaten-bandung-16-rumah-terdampak. Adapun akibat kejadian tersebut, ada 16 unit rumah warga yang terdampak. Hadi mengatakan, angin puting beliung terjadi berawal terdapatnya angin kencang. Baca artikel CNN Indonesia "Puting Beliung Kembali Terjang Kabupaten Bandung, 16 Rumah Terdampak" selengkapnya di sini: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20240224181256-20-1066880/puting-beliung-kembali-terjang-kabupaten-bandung-16-rumah-terdampak. Download Apps CNN Indonesia sekarang https://app.cnnindonesia.com/
BERITA KEJADIAN
II. DATA PENGAMATAN SYNOPTIK
POS HUJAN CURAH HUJAN / KECEPATAN ANGIN
AWS Pangalengan
19.8 km/jam pukul 13.40 WIB
19.7 km/jam pukul 14.00 WIB
III. ANALISIS METEOROLOGI
A. SKALA GLOBAL
INDIKATOR
KETERANGAN
El Niño Southern Oscillation (ENSO)

Dipole Mode Indeks (DMI)

B. SKALA REGIONAL
FENOMENA GELOMBANG ATMOSFER
 
MJO berada pada kwadran 3 (kurang berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia); Gelombang tipe Kelvin aktif disekitar Sumatera bagian selatan, Selat Sunda hingga Laut Jawa Bagian barat.
 
POLA ANGIN
Terpantau adanya sirkulasi siklonik di Pulau Sumatera yang mengakibatkan terbentuknya pertemuan angin (konfluensi) di sepanjang Pulau Sumatera bagian selatan hingga ke Pulau Jawa termasuk Jawa Barat, serta belokan (shearline) di Samudera Hindia bagian barat hingga selatan Jawa Barat, kondisi ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan disekitar wilayah konfluensi, dan belokan angin.
POLA TEKANAN UDARA

KELEMBABAN UDARA
Kelembaban udara di lapisan 850-700 mb sangat basah yakni berada pada rentang antara 65-95 %.
SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL)
 
Suhu muka laut di sekitar wilayah Indonesia dan di Perairan Selatan dan Utara Jawa Barat masih relatif hangat, kondisi tersebut mendukung penguapan di wilayah Jawa Barat.
 
DAERAH KONVERGENSI, KONFLUEN, BELOKAN ANGIN

C. SKALA LOKAL
LABILITAS UDARA
Indeks labilitas udara di wilayah Jawa Barat adalah:
§  K-Index berkisar 33 s/d 39, mengindikasikan kemungkinan konvektif sedang hingga kuat.
§  L-Indeks berkisar -4 s/d -1, mengindikasikan kondisi labil dengan potensi terjadinya Thunderstorm
§  Showalter     Indeks     berkisar    0     s/d                        -3,             mengindikasikan kemungkinan terjadinya Thunderstorm
D. CITRA SATELIT CUACA
ANALISIS CITRA SATELIT CUACA
Kab. Bandung dan Kab Garut
Berdasarkan citra radar, terpantau awan konvektif di sekitar wilayah Kab Bandung bagian Tenggara yang berbatasan dengan Kab Garut bagian tengah pada pukul 13.50 WIB, awan terus berkembang hingga ke bagian utara Kab Garut dan sejak pukul 15.10 WIB awan sudah lebih dominan signifkan di Kab. Garut bagian tengah, dan kemudian terpantau bertahap meluruh mulai sekitar 15.34 WIB. Reflektifitas maksimum berada pada rentang 35-50 dBZ, mengindikasin terjadinya hujan sedang hingga lebat pada sekitar siang  hingga  sore  hari,  karakteristik  awan  bersifat  sporadis mengindikasikan kejadian hujan pada skala lokal.
 
E. CITRA RADAR CUACA
ANALISIS CITRA RADAR CUACA

IV. KESIMPULAN
1.       Berdasarkan analisis dinamika atmosfer terkini tanggal 24 Februari 2024 terdapat beberapa fenomena yang mendukung potensi pertumbuhan awan konvektif dan atau terjadinya hujan di sebagian wilayah Jawa Barat yakni Suhu muka laut di sekitar wilayah Indonesia relatif hangat, mendukung penambahan suplai uap air ke wilayah Indonesia termasuk wilayah Jawa Barat dan sekitarnya, selaras dengan kelembapan udara di lapisan 850-500 mb sangat basah yakni berada pada rentang antara 65-95 %; Adanya sirkulasi siklonik di Pulau Sumatera yang mengakibatkan terbentuknya pertemuan angin (konfluensi) di sepanjang Pulau Sumatera bagian selatan hingga ke Pulau Jawa termasuk Jawa Barat, serta belokan (shearline) di Samudera Hindia bagian barat hingga selatan Jawa Barat, kondisi ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan disekitar wilayah konfluensi, dan belokan angin; MJO berada pada kwadran 3 (kurang berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia); Gelombang tipe Kelvin aktif disekitar Sumatera bagian selatan, Selat Sunda hingga Laut Jawa Bagian barat; Indeks labilitas berada pada kategori labil sedang hingga kuat di sebagian wilayah Jawa Barat sehingga berpotensi meningkatkan aktivitas pertumbuhan awan konvektif pada skala lokal.
2.     Berdasarkan interpretasi citra radar dapat diketahui indikasi terjadinya hujan sedang hingga lebat pada sekitar siang hingga sore hari, karakteristik awan bersifat sporadis mengindikasikan kejadian hujan pada skala lokal. Karena letak alat otomatis relatif jauh dari lokasi kejadian (lebih dari 20 KM), sehingga data dari alat terdekat kurang valid untuk mengkonfirmasi indikasi tersebut.
3.     Hujan ringan hingga sedang selama beberapa hari berturut-turut disekitar lokasi longsor mampu memicu kejadian longsor susulan, mengingat kondisi tanah yang sangat labil.
V. PROSPEK KEDEPAN
1.         Kepada masyarakat dan Instansi terkait agar waspada terhadap terjadinya potensi bencana hidrometeorologis (dampak cuaca esktrem) seperti hujan lebat hingga sangat lebat dalam skala lokal, angin puting beliung, dan hujan es yang dapat mengakibatkan dampak seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, serta dampak kerusakan lainnya.
2.         Waspada terhadap terjadinya cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan juga angin kencang pada sore hari, terutama pada hari dimana terjadi pemanasan kuat antara pukul 10.00 hingga 14.00 WIB, biasanya ditandai dengan jenis awan yang berwarna gelap, dan menjulang tinggi seperti kembang kol dan terkadang memiliki landasan pada puncaknya (Awan jenis Cumulonimbus).
3.         Khusus untuk daerah bertopografi curam/bergunung atau rawan longsor agar tetap waspada khususnya pada kejadian hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yang terjadi selama beberapa hari berturut-turut. Pada daerah dataran rendah dan dekat aliran sungai, untuk mewaspadai potensi genangan/banjir. Selain itu, waspada dengan adanya pohon, reklame, atau benda lain yang bisa roboh saat terjadi angin kencang.
4.         Diprakirakaan tiga (3) hari ke depan, terdapat potensi hujan dengan intesitas sedang hingga lebat di sertai kilat/petir dan angin kecang yang dapat terjadi pada skala lokal dan durasi singkat antara siang malam hari di sebagian wilayah Kab Sumedang dan Kab Garut.
VI. INFORMASI PERINGATAN DINI
PERINGATAN DINI
PRODUK (GAMBAR/SCREENSHOOT)
MINGGUAN

2 HARI KEDEPAN

NOWCASTING

VII. LAMPIRAN
1. Streamline
File berhasil diupload!
File berhasil diupload!


2. Suhu Muka Laut
File berhasil diupload!
File berhasil diupload!


3. Kelembaban Relatif
File berhasil diupload!
File berhasil diupload!




5. Citra Radar
File berhasil diupload!
File berhasil diupload!


6. Peta Isohyet
File berhasil diupload!
File berhasil diupload!

 

7. Peta GSMAP
File berhasil diupload!
File berhasil diupload!


12. Indeks Lokal
File berhasil diupload!
File berhasil diupload!


Bogor, 24 Februari 2024
Prakirawan
 
 
 
Asri Rachmawati