MJO update per tanggal 04 Januari 2024 berada di Kuadran 3 (Indian Ocean). Kondisi ini secara spasial berkontribusi pada peningkatan uap air dan proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian Barat seperti Provinsi Banten (Gb.3).
Gelombang tropis pada tanggal 06 Januari 2024 (Gb.4) menunjukkan adanya aktivitas gelombang Equatorial Rossby di wilayah Banten yang berpengaruh terhadap pertumbuhan awan hujan di wilayah Banten

Peta analisis angin gradien tanggal 06 Januari 2023 jam 00 UTC menunjukkan adanya daerah belokan angin di Utara wilayah Banten (Gb.2). Secara umum angin bertiup dari arah Tenggara – Barat Daya dengan kecepatan berkisar 5 - 20 knots disekitar wilayah Banten. Hal ini memberikan pengaruh terhadap potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Banten dan sekitarnya.

Kelembapan udara di Banten tanggal 06 Januari 2024 (Gb.5), terlihat pada lapisan gradien hingga lapisan 500 mb pada jam 00 UTC nilainya mencapai 70 - 90% di wilayah Banten. Untuk wilayah Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan pada lapisan gradien hingga  500 mb jam 00 UTC nilainya berkisar antara 80 – 90%. Nilai rentang kelembapan udara tersebut menunjukkan bahwa pada lapisan bawah hingga lapisan atas di wilayah Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan kondisi udaranya sangat basah.

Suhu muka laut di sekitar perairan Banten pada tanggal 04 Januari berkisar antara 28˚C hingga 32˚C (Gb.1.a). Anomali suhu muka laut berkisar antara -1.0˚C hingga +2.0˚C terhadap normalnya (Gb.1b). Anomali hangat cenderung berada di perairan Barat hingga Utara Provinsi Banten. Hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi suhu muka laut mendukung ketersediaan uap air.

Berdasarkan data pengamatan udara atas WIII Jakarta pada tanggal 06 Januari 2024 jam 00 Z, CAPE bernilai 641.02, KI bernilai 36.0, LI bernilai -1.38, SI bernilai 0.58, dan TTI 41.90. Hal ini menunjukan adanya aktivitas konvektif sedang di wilayah Banten, sehingga mendukung potensi pertumbuhan awan konvektif di wilayah tersebut.

Berdasarkan Citra Satelit Himawari-8 tanggal 06 Januari 2024 (Gb.6), mulai terlihat adanya pertumbuhan awan konvektif sejak pukul 07.10 UTC (14.10 WIB) dengan suhu puncak awan mencapai -41°C di wilayah Kota Tangerang bagian Selatan dan Kota Tangerang Selatan bagian Selatan. Awan konvektif tersebut semakin menguat dan bergerak meluas memasuki seluruh wilayah Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan sejak pukul 08.20 UTC (15.20 WIB) dengan suhu puncak awan mencapai -100°C. Awan konvektif yang berada di wilayah Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan masih bertahan hingga pukul 09.10 UTC (16.10 WIB) dan kemudian mulai meluruh pada pukul 11.30 UTC (18.30 WIB), sehingga mengalami penurunan intensitas hujan. Awan sepenuhnya meluruh pada pukul 13.30 UTC (20.30 WIB) dengan pantauan citra satelit yang menunjukkan nilai suhu puncak awan hanya sekitar -34ºC.

Berdasarkan Citra radar cuaca  Jakarta (Gb.7), terpantau telah terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di sekitar Kec. Pamulang Kota Tangerang Selatan mulai pukul 06.52 UTC (13.52 WIB). Kemudian pada pukul 07.27 UTC (14.27 WIB) hujan semakin meluas ke seluruh wilayah Kota Tangerang Selatan. Awan hujan tersebut bergerak ke arah Utara dan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pun terjadi di Kota Tangerang bagian Selatan mulai pukul 07.57 WIB (14.57 WIB). Hujan intensitas sedang hingga lebat merata terjadi di seluruh Kota Tangerang pada pukul 08.36 UTC (15.36 WIB). Terpantau nilai reflektivitas berkisar antara 35 - 55 dBZ pada kluster awan yang terbentuk di sekitar lokasi bencana. Hujan semakin menurun intensitasnya menjadi hujan ringan di wilayah Kota Tangerang Selatan mulai pukul 08.19 UTC (15.19 WIB) dan di wilayah Kota Tangerang mulai pukul 09.10 WIB (16.10 WIB). Awan kemudian sepenuhnya meluruh dari wilayah Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan pada pukul 12.48 UTC (20.48 WIB).