-

FENOMENA GELOMBANG ATMOSFER

MJO update per tanggal 20 Oktober 2023 berada di Kuadran 1 (West, Hemand Africa - Netral). Kondisi ini kurang berkontribusi pada peningkatan uap air dan proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian Barat seperti Provinsi Banten (Gb.3).

Gelombang tropis pada tanggal 20 Oktober 2023 (Gb.4) menunjukkan tidak adanya aktivitas Equatorial Rossby di wilayah Banten.

POLA TEKANAN UDARA DAN ANGIN

Peta analisis angin gradien tanggal 20 Oktober 2023 jam 00 UTC menunjukkan secara umum angin bertiup dari Timur hingga Tenggara dengan kecepatan berkisar 05-23 knots di sekitar wilayah Banten (Gb.2a). Dari peta analisis arah dan kecepatan angin pada lapisan gradien (Gb.2b) dan 850 mb (Gb.2c) terlihat adanya daerah perlambatan angin (confluence) yang terbentuk di wilayah Kab. Lebak, Banten bagian timur dan sekitarnya. Hal ini memberikan pengaruh terhadap potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut.

KELEMBABAN UDARA

Kelembapan udara tanggal 19 Oktober 2023 (Gb.5), terlihat pada lapisan gradien jam 12 UTC nilainya mencapai 60-70% terkonsentrasi di wilayah Kab. Lebak bagian utara, perbatasan Banten dan Jawa Barat, sementara itu pada lapisan 850 mb jam 12 UTC nilainya mencapai 70-90%, dan pada lapisan 700 mb jam 12 UTC nilainya mencapai 70-90% di sebagian besar wilayah Banten Selatan. Berdasarkan nilai kelembapan udara pada lapisan bawah hingga menengah menunjukan di wilayah Kab. Lebak, Banten kondisi udaranya cukup basah.

SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL)

Suhu muka laut di sekitar perairan Banten pada tanggal 20 Oktober 2023 berkisar antara 28˚C hingga 30˚C (Gb.1.a). Anomali suhu muka laut berkisar antara 0.5˚C hingga +1.5˚C terhadap normalnya (Gb.1.b). Anomali hangat cenderung berada di perairan Barat hingga Utara Provinsi Banten. Hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi suhu muka laut mendukung ketersediaan uap air.

LABILITAS UDARA

Berdasarkan data pengamatan udara atas WIII Jakarta pada tanggal 20 Oktober 2023 jam 00Z, CAPE bernilai 891.4, KI bernilai 35.3, LI bernilai -1.84, SI bernilai 0.46, dan TTI 43.1. Hal ini menunjukan adanya aktivitas konvektif sedang, sehingga mendukung potensi pertumbuhan awan konvektif di wilayah Banten.

ANALISIS CITRA SATELIT CUACA

Berdasarkan Citra Satelit Himawari-8 tanggal 20 Oktober 2023 (Gb.6), terlihat adanya pertumbuhan awan konvektif pada pukul 06.00 UTC (13.00 WIB) dengan suhu puncak awan -21°C hingga -75 °C di sekitar wilayah Kab. Lebak bagian tengah. Awan konvektif terlihat menguat dan meluas pada pukul 07.00 UTC (14.00 WIB) dengan suhu puncak awan mencapai -75°C di wilayah Kab. Lebak bagian utara dan terpantau masih bertahan hingga pukul 10.00 UTC (17.00 WIB). Awan di wilayah Lebak mulai meluruh pada pukul 11.00 UTC (17.00 WIB), sehingga mengalami penurunan intensitas dengan pantauan citra satelit yang menunjukkan nilai suhu puncak awan yang menunjukkan awan rendah yaitu hanya sekitar -13ºC hingga -28 ºC .

​​​​​​​Berdasarkan Citra Satelit Cuaca Jenis Awan (Gb.7), terpantau pada pukul 06.00 UTC awan yang tumbuh merupakan jenis awan cumulus menengah, sedangkan pada pukul 07.00 UTC awan berkembang menjadi jenis awan cumulonimbus yang dapat mengakibatkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan disertai angin kencang di perbatasan wilayah Kab. Pandeglang dan Lebak di bagian Utara, awan ini bertahan hingga pukul 10 UTC (17.00 WIB) dan meluruh pada pukul 11.00 UTC (18.00 WIB). Berdasarkan alat ukur curah hujan ARG yang terpasang dekat dengan lokasi kejadian bencana hidrometeorologis di atas hujan terukur mulai pukul 14.00-16.00 WIB dengan takaran 0.4 mm. Intensitas hujan meningkat serta meluas dan bergerak dari Kab. Lebak bagian selatan hingga ke wilayah bagian Utara dengan curah hujan terukur pukul 10.00 UTC (17.00 WIB) sebesar 15.4 mm. Sedangkan curah hujan pukul 11.00 UTC (18.00 WIB) terukur 0.6 mm. Sehingga total hujan terukur pada tanggal 20 Oktober 2023 adalah 19 mm. Pucak hujan terjadi di sekitar Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Banten berlangsung selama kurang lebih dua jam yaitu pada pukul 16.00 – 17.00 WIB. Kondisi tersebut kemudian melemah dan hujan mulai menurun intensitasnya dan punah pada pukul 17.00 WIB. Terpantau jenis awannya dari satelit merupakan cluster awan cumulonimbus yang meluruh menjadi awan menengah yang rata terbentuk di sekitar lokasi bencana.

-

-